top of page
Writer's pictureEgi Nugraha

Sejarah SRG dunia



i Geodesi2014-10-10T06:21:46+00:00




Di dalam kehidupan sehari-hari, kita sebagai umat manusia tidak terlepas dari apa yang disebut dengan reference atau referensi atau acuan. Misalnya, di dalam kehidupan beragama kita memiliki kitab suci sebagai referensi hidup, tanpa adanya kitab suci umat manusia tidak bisa mengetahui perbuatannya benar atau tidak, halal atau haram, baik atau buruk sesuai dengan agama dan kitab suci yang dianut. Di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Bangsa Indonesia mempunyai dasar Negara yaitu Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai referensi atau acuan. Sampai hal yang sehari-hari kita lakukan, jika kita memasak soto, ada resep yang kita gunakan sebagai referensi sehingga bisa dibedakan mana yang namanya soto dan mana yang namanya bakso. Begitu juga dalam ilmu geodesi, referensi digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan segala sesuatu yang berkaitan sengan survey, pemetaan dan segala sesuatu tentang informasi geospasial. Kegiatan pembuatan peta dasar, survey hidrografi, kadaster, pemetaan batas wilayah, stacking out, dll, Semuanya berawal dengan adanya referensi.

Sejarah mengatakan bahwa dahulu umat manusia menganggap bahwa bumi itu adalah sebuah bidang datar, namun phytagoras beranggapan lain, dia mengatakan bahwa bumi itu bulat seperti bola. Kemudian seorang muridnya yang bernama Eratostenes menentukan jari jari bumi. Beberapa versi berapa jari-jari bumi adalah sebagai berikut:

  1. Eratosthenes (230 SM) : 6317 km

  2. Posidonius (100 SM) : 5675 km

  3. Khalifah Al-Mamum (900 M) : 7000 km

  4. Snellius (1600 M) : 6160 km

  5. Sekarang : 6371 km

Seiring dengan perkembangan jaman di masa nya Newton beranggapan bahwa Bumi itu sebuah ellipsoid dan hal ini dibuktikan dengan adanya ekspedisi oleh Raja Louis IV, sehingga dikatakan bahwa bumi itu sebuah ellipsoid yang pepat di kedua kutubnya.

Timeline Bentuk Bumi

Gambar 1. Timeline Bentuk Bumi (Sumber: Prijatna: 2005)


Pengukuran jari-jari bumi oleh Eratotenes pada 250 BC

Gambar 2. Pengukuran jari-jari bumi oleh Eratotenes pada 250 BC (Sumber: Prijatna.2005)


Pada jaman itu, mengapa mereka memerlukan bentuk bumi? mereka memerlukan bentuk bumi adalah untuk bernavigasi, mereka perlu menentukan posisi suatu titik (koordinat). Dengan diketahuinya bentuk bumi misalnya ellipsoid yang pepat di kutubnya, maka secara matematis bisa ditentukan berapa koordinat relatif terhadap referensi yang dipakai yaitu misalnya ellipsoid Airy, Everest atau Bessel.

Beberapa Ellipsoid referensi

Table 1. Beberapa Ellipsoid referensi (Sumber: Prijatna.2005)


Referensi:

Prijatna, K dan Kuntjoro, W. 2005. Buku Ajar Ilmu Hitung Geodesi. ITB: Bandung

Subarya. 2010. Informasi Geospasial Dasar, Masa lalu, Masa Kini dan Masa mendatang. Workshop SRGN I: Bandung

Syafi’i. 2013. Sistem Referensi Geospasial Indonesia 2013 (SRGI 2013). Sosialisasi Internal SRGI: Cibinong-Bogor

4 views0 comments

Recent Posts

See All

My First Blog Post

Be yourself; Everyone else is already taken. — Oscar Wilde. This is the first post on my new blog. I’m just getting this new blog going,...

Commentaires


ABOUT
Me

This is a great place to tell your story and give people more insight into who you are, what you do, and why it’s all about you.

bottom of page